Tampil gagah berani, Persebaya Surabaya akhirnya harus mengakui ketangguhan Queens Park Rangers (QPR). Menjamu klub asal Liga Inggris itu, Sabtu (23/07), Bajul Ijo harus kalah dengan skor tipis 1-2.
Persebaya
mengawali laga yang dihelat di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya itu
dengan agresif. Mengandalkan kecepatan dan serangan sayap, mereka
menggebrak lini pertahanan QPR.
Sementara itu, QPR sendiri
berusaha balik menekan pertahanan Persebaya. Namun, peluang mereka masih
bisa dimentahkan lini belakang tuan rumah.
Persebaya memiliki
peluang emas di menit-menit awal. Melalui sebuah skema yang apik, Rendi
Irawan mengirim umpan silang ke tiang jauh. Sayang, sundulan Mario
Karlovic masih meleset dari sasaran.
QPR enggan dipermalukan
begitu saja oleh tuan rumah. Mereka mengandalkan serangan balik dan
umpan-umpan silang, demi memanfaatkan keunggulan postur para penyerang
mereka. Namun, Otavio Dutra masih tangguh mengawal lini pertahanan
Bajul Ijo.
Persebaya akhirnya membuka keunggulan menit 17. Memanfaatkan kesalahan kiper QPR, Robert Green, yang gagal mengantisipasi umpan silang Yusuf Hamzah, penyerang Persebaya, Fernando Soler menceploskan bola ke gawang tim tamu.
Kontan saja, gol ini disambut gegap gempita Bonekmania. Petasan dan flare dinyalakan menambah dramatisnya pemandangan di Gelora Bung Tomo.
Green
kembali membuat blunder beberapa menit kemudian. Mantan kiper Timnas
Inggris ini terlalu lama memainkan bola. Beruntung kali ini Karlovic
gagal menggandakan kedudukan.
Melalui titik putih, QPR
akhirnya bisa menyamakan kedudukan menit ke-26. Adel Taarabt yang
menjadi algojo mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, meski sepakanya
bisa dibaca Endra Prasetya dengan baik.
Mampu menyamakan
kedudukan meningkatkan moral QPR. Perlahan mereka membalikkan dominasi
dan mulai membahayakan gawang Persebaya. Sebaliknya, Persebaya tak lagi
seagresif di awal laga. Mereka memilih mengatur tempo dan memainkan bola
dari kaki ke kaki.
Strategi ini berjalan mulus. Soler yang
lolos dari jebakan offside lolos dan tinggal berhadapan dengan penjaga
gawang. Namun, kali ini Green cukup sigap dan menghalau tembakan mantan
pemain Persis Solo itu.
Jelang laga babak pertama usai, insiden lampu mati kembali terjadi. Alhasil, laga harus dihentikan beberapa saat.
Setelah
lampu kembali nyala, laga dilanjutkan. Bukannya marah dan mengamuk,
Bonek justru kembali bernyanyi mendukung tim pujaan mereka. Sebuah
kejadian sempat memicu teriakan protes dari bonekmania kala salah
seorang pemain QPR handsball di kotak penalti, sayang wasit Faulur Rosi
tak menilai itu sebuah pelanggaran.
Di babak kedua, Green, yang membuat blunder di babak pertama, ditarik. Posisinya diganti Radek Cerny.
Mengawali
paruh kedua ini, para penggawa QPR mengambil alih inisiatif
penyerangan. Mereka mencoba menembus pertahanan berlapis yang
diperagakan Otavio Dutra dan kawan-kawan.
Persebaya tetap menerapkan aliran bola dari kaki ke kaki. Dengan cara ini, Taufiq dan Jusmadi menjaga penguasaan bola.
Usaha QPR menembus pertahanan Persebaya hampir membuahkan hasil. Kerja sama apik Matt Conrolly dan Adel Taraabt mampu membuat lini belakang Persebaya kocar-kacir. Namun, bola terlalu deras dan malah meninggalkan lapangan.
Dengan skema yang sama, Persebaya membalas. Kerja sama Rendi Irawan dan Erol Iba juga membuat kacau lini belakang QPR. Namun, bola akhirnya mampu direbut bek QPR.
Meningkatkan
daya gebrak dan kecepatan timnya, Mark Hughes akhirnya memasukkan Shaun
Wright Phillips. Dia menggantikan Armand Traore.
Usaha ini
nyaris membuahkan hasil instan. Umpan silang Phillips gagal ditangkap
dengan sempurna oleh Endra Prasetya. Namun, kiper Persebaya ini sigap
memperbaiki kesalahannya dan mengamankan bola.
Gawang
Persebaya akhirnya harus bobol di menit 66. Menerima umpan matang dari
sisi kiri pertahanan Persebaya, Bobby Zamora melepas tendangan keras,
yang gagal diantisipasi Endra.
Tertinggal, Divaldo Alves
memasukkan darah segar. Rendi Irwan ditarik dan digantikan Patrich
Wanggai. Dan QPR akhirnya memasukkan aktor utama mereka. Park Ji-Sung masuk menggantikan Samba Diakite.
Meski
QPR memasukkan bintang utama mereka, Persebaya tetap tak mau menyerah.
Mereka tetap berusaha menekan pertahanan tim tamu lewat
serangan-serangan dari sektor sayap.
Demi memperkuat strategi ini, Divaldo memasukkan Diego Michiels dan Andik Vermansyah. Mereka menggantikan Yusuf Hamzah dan Erol Iba yang sudah kelelahan.
Masuknya Andik, disambut meriah oleh Bonek. Mereka ingin kembali melihat secara langsung aksi-aksi Messi Indonesia itu.
Kesempatan
ini tak disia-siakan Andik. Beberapa kali aksinya, bekerjasama dengan
Diego Michiels, mampu merepotkan barisan pertahanan QPR. Bahkan, Andik
mendapat peluang emas ketika lolos dari hadangan pemain belakang QPR.
Namun, usahanya harus kandas.
Jelang laga berakhir, Persebaya
mulai kedodoran. Lini belakang mereka beberapa kali salah mengantisipasi
serbuan pemain QPR. Namun, beruntung, tidak ada gol yang kembali
tercipta.
Usai pertandingan, pemain terbaik dari masing-masing
tim mendapat penghargaan dari CEO Air Asia, Tony Fernandez. Dari
Persebaya terpilih Taufiq. Sementara, Adel Taraabt terpilih sebagai pemain terbaik QPR di laga malam ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar